Bawaslu Goes to Campus: Dorong Peran Mahasiswa FHK Unika dalam Pengawasan Pemilu dan Demokrasi
|
Semarang – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan Bawaslu Goes to Campus di Universitas Katolik Soegijapranata (Unika Soegijapranata), Jumat (26/9). Kegiatan ini diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama antara Bawaslu Kota Semarang dan Unika Soegijapranata sebagai wujud sinergi dalam penguatan pendidikan demokrasi dan kepemiluan di lingkungan perguruan tinggi.
Setelah penandatanganan MoU, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Bawaslu Goes to Campus dalam bentuk seminar yang menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang akademik dan kelembagaan. Seminar ini dimoderatori oleh dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika, Bernadeta Lenny Setyowati.
Hadir sebagai narasumber utama, Anggota Bawaslu Kota Semarang, V. Silvania Susanti, S.H., memaparkan materi bertajuk “Demokrasi dan Pengawasan Pemilu”.
Dalam paparannya, Silvania menekankan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam menjaga integritas pemilu melalui partisipasi dalam pengawasan serta edukasi demokrasi.
“Mahasiswa adalah calon-calon pembuat kebijakan dan hukum di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami proses demokrasi sejak dini, serta turut mengawalnya secara aktif,” jelasnya.
Seminar juga menghadirkan dua narasumber lainnya dengan latar belakang akademisi, yaitu Andreas Pandiangan, dosen Ilmu Komunikasi, serta R.B.J.E. Theo Adi Negoro, dosen Ilmu Hukum Unika. Keduanya membahas isu demokrasi dari perspektif komunikasi politik dan aspek hukum pemilu.
Andreas membahas sistem demokrasi di Indonesia dan tantangan yang dihadapi Bawaslu dalam menjalankan tugas pengawasan. Ia menyoroti perlunya adaptasi teknologi dan penguatan kelembagaan.
“Tantangan Bawaslu ke depan adalah bagaimana menjadi lembaga pengawas yang terus update dengan perkembangan teknologi informasi. Apalagi dengan adanya rencana revisi Undang-Undang Pemilu, kita berharap Bawaslu ke depan bisa lebih tajam, independen, dan responsif terhadap dinamika demokrasi digital,” ujar Andreas.
Sementara itu, R.B.J.E. Theo Adi Negoro, dosen Ilmu Hukum, mengangkat isu keadilan pemilu, serta pentingnya suara individu dalam menentukan masa depan bangsa.
“Satu suara sangat berarti. Pemilu yang adil tidak hanya menjamin hak warga negara, tetapi juga menentukan arah pembangunan bangsa ke depan,” jelas Theo.
Seminar berlangsung dinamis dan interaktif, dengan antusiasme tinggi dari mahasiswa. Beberapa mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan, salah satunya mengangkat fenomena “kotak kosong” dalam pemilihan kepala daerah. Pertanyaan ini memicu diskusi menarik tentang hak pilih, representasi politik, serta tantangan legitimasi dalam sistem demokrasi Indonesia.
Bawaslu Goes to Campus mendapat sambutan antusias dari para mahasiswa FHK Unika yang hadir. Selain menambah wawasan kepemiluan, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi dan kesadaran kritis mahasiswa terhadap pentingnya pemilu yang bersih, adil, dan demokratis.
Penulis: Fernanda
Foto: Humas