Bawaslu Kota Semarang Gelar Rapat Koordinasi Bersama Saka Adhyasta Pemilu, Dorong Penguatan Pengawasan Partisipatif di Kalangan Pramuka

SEMARANG – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang menggelar rapat koordinasi bersama Saka Adhyasta Pemilu pada Selasa, 27 Mei 2025, di Kantor Sekretariat Bawaslu Kota Semarang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengawasan partisipatif masyarakat, khususnya di lingkungan kepramukaan.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Anggota Bawaslu Kota Semarang, Dwijaya Samudra Suryaman, staf Sekretariat Bawaslu Kota Semarang dan Anggota Dewan Saka Adhyasta Pemilu Kota Semarang. Dalam sambutannya, Dwijaya yang juga menjabat sebagai Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat menyampaikan pentingnya kolaborasi dengan generasi muda dalam penguatan demokrasi.

"Ditengah efisiensi anggaran yang sedang terjadi, Bawaslu tetap aktif melaksanakan tugas pengawasan partisipatif pemilu dan pemilihan sebagaimana diatur dalam Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pengawasan Partisipatif," jelas Dwijaya.

Ia menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, diharapkan akan terbentuk restrukturisasi Dewan Saka Adhyasta Pemilu serta adanya regenerasi anggota baru dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Inisiatif ini menjadi langkah konkret untuk menjaga kesinambungan kader pengawas partisipatif dari kalangan pramuka.

"Selain itu, kami juga akan memfasilitasi kegiatan roadshow Saka Adhyasta Pemilu Bawaslu Kota Semarang ke sekolah-sekolah di wilayah Kota Semarang," tambahnya.

Beberapa poin yang disepakati bahwa pada bulan Juni 2025 mendatang akan dilaksanakan musyawarah untuk restrukturisasi keanggotaan Dewan Saka Adhyasta Pemilu. Selanjutnya, sebelum pelaksanaan roadshow, Saka Adhyasta Pemilu akan melakukan penguatan internal secara berkelanjutan guna meningkatkan kesiapan dan kapasitas anggotanya.

Dwijaya berharap agar Pramuka Saka Adhyasta Pemilu Kota Semarang tetap aktif dan konsisten berkontribusi dalam pendidikan politik dan pengawasan pemilu, meskipun dalam kondisi keterbatasan anggaran.

“Semangat pengawasan partisipatif tidak boleh surut hanya karena kendala anggaran. Justru ini menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat kolaborasi dan kreativitas dalam membina generasi muda yang peduli terhadap demokrasi,” pungkasnya.