Lompat ke isi utama

Berita

Pengawas Deklarasikan Anti Politik Uang dan Kampanye Hitam

SEMARANG – Jelang kampanye Pilwakot Semarang, Panwaslu Kecamatan Semarang Tengah mengundang Tokoh Masyarakat dan Organisasi Kepemudaan se-Kecamatan Semarang Tengah dalam tolak politik uang dan kampanye hitam, di aula kecamatan, 18/9/2020. Sosialisasi Pengawasan Partisipasif juga bertujuan sebagai upaya pencegahan jelang masa kampanye calon walikota dan wakil walikota tanggal 26 September 2020 mendatang. Ketua Bawaslu Kota Semarang, Muhammad Amin mengatakan, politik uang tidak hanya masyarakat yang menjadi sasaran namun juga bisa menyisir penyelenggara pemilihan yang menjadi sasaran. "Untuk itu, masyarakat khususnya organisasi massa, tokoh masyarakat dan semua pihak diminta dapat mengawasi,” ujarnya Kepada seluruh masyarakat ataupun penyelenggara pemilu, Muhammad Amin juga meminta untuk memperhatikan betul potensi kampanye hitam, masyarakat diharapkan dapat dengan bijak menyikapinya dan tidak sungkan untuk melaporkan pada Bawaslu. “Pengawasan merupakan tanggungjawab bersama, mari kita amati bersama potensi-potensi kecurangan dalam pemilihan khususnya pada Politik Uang dan Kampanye Hitam, sekali lagi jangan sungkan-sungkan untuk melaporkan pada Bawaslu," tambahnya Jelang tahapan penetapan bakal pasangan calon, Bawaslu dan jajarannya telah berkomitmen untuk terus menggencarkan sosialisasi pencegahan Politik Uang dan Kampanye Hitam, dengan membentuk Kelurahan Anti Politik Uang dan Kelurahan Pengawasan di sejumlah Kecamatan di Kota Semarang menjadi awal bagi Bawaslu untuk mengajak masyarakat sebagai pengawas partisipatif pada Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020. Senada itu, Ketua Panwascam Semarang Tengah Mustam Efendi mengatakan bahwa peran masyarakat dalam pelibatan  pengawasan pilkada menjadi sangat penting terutama dalam tahapan kampanye. "Ya, harapan kami, mari kita sama-sama bergandengan tangan dalam pengawasan tahapan dan masyarakat harus berperan aktif didalamnya," ujarnya Diakhir acara, dilakukan deklarasi menolak politik uang dan kampanye hoax oleh peserta yg jumlahnya lebih kurang 50 peserta karena masih dalam suasana pandemi Covid-19.   Penulis: Agam Ridho A.
Tag
Berita